Kecelakaan Maut di Tongas Probolinggo

kecelakaan

Kemarin, Sabtu 28 Desember 2013 sekitar pukul 16.00 terjadi kecelakaan maut di Tongas Probolinggo yang mengakibatkan 18 jiwa melayang. Sebuah Pick Up B 2625 XCU yang mengangkut rombongan 32 warga desa Mentor Sumber Asih Probolinggo bertabrakan dengan Truk pengangkut tepung bernomor polisi P 8568 UL.

Rombongan berencana melayat saudara Nyai Huniah, pemilik Pondok Pesantren Mihtahul Ulum yang meninggal di Bangil Pasuruan. Namun sesampai di Desa Curah Tulis, Kecamatan Tongas, sopir pickup berusaha menyalip dua mobil lain serta satu bus, hingga memotong marka jalan.

Dari arah berlawanan muncul Truk dengan kecepatan sedang, dan pickup tidak mampu mengendalikan laju kendaraan sehingga beradu muka tidak terelakkan dan menyebabkan penumpang pickup terlempar akibat benturan yang sangat keras. Kondisi pickup rusak berat, dan sopir truk terjepit

Kecelakaan Maut di Tongas Probolinggo

Kecelakaan Maut di Tongas Probolinggo

Tragis! Hanya itu yang saya ucapkan dalam hati. Saya memang tidak melihat langsung kejadian tersebut, namun efek dari kecelakaan tersebut saya rasakan. Ketika keluar dari kotaProbolinggo setelah berangkat dari Jember, sekitar pukul 5 sore kemacetan lalu lintas terasa. Kendaraan berhenti total sekitar 1 jam, dan raungan ambulan serta polisi kerap terdengar. Menurut informasi pengemudi dari arah berlawanan menyebutkan ada kecelakaan di Tongas.

Segera saya memutar radio Suara Surabaya yang biasanya memantau arus lalu lintas. Dan benar, diinformasikan ada kecelakaan yang merenggut 15 nyawa (waktu itu) dan bertambah 3 lagi menjelang malam. Meski berjalan tersendat-sendat, mobil saya pun bergerak.

Mendekati titik TKP dibutuhkan waktu lebih 2 jam dengan jarak tidak sampai 10 Km. Dan ternyata Kapolda Jatim turun tangan langsung karena termasuk kategori kecelakaan yang  menonjol dengan korban meninggal lebih dari lima orang (ada 18 orang korban meninggal).

Setelah melewati TKP kecelakaan, arus lalulintas bukannya lancar, malah bertambah parah. Kedisiplinan pengemudi rupanya menghambat lalin. Saling serobot dari arah berlawanan menyebabkan kendaraan lain tidak dapat bergerak. Kebetulan arah menuju timur (dari Surabaya ke Banyuwangi) sedang ramai. Sesampai di Pasuruan kurang lebih 40 km dari Probolinggo dibutuhkan waktu lebih dari 6 jam.

Kecelakaan Maut

Kembali ke Kecelakaan Maut di Tongas Probolinggo. Kita sepertinya sepakat bahwa pickup dengan bak terbuka untuk mengangkut 32 orang tidak manusiawi dan sangat membahayakan. Pihak kepolisian dan dinas terkait sebenarnya tidak kurang-kurang mengingatkan, baik itu lewat poster maupun media lain.

Namun, siapa yang patut disalahkan? Sopir, penumpang, Polisi, LLAJR? Banyak faktor yang menjadi permasalahan. Bisa saja penumpang memaksa sopir demi mengirit biaya. Sopir pun seharusnya mengerti bahwa pickup bukan untuk penumpang. Polisi pun terkadang enggan menilang atau menurunkan penumpang di bak terbuka dengan alasan tertentu. Atau bagaimana dengan Pemerintah?

Sudah sering kali terjadi kecelakaan maut yang merenggut nyawa akibat menumpang di bak terbuka, dan lagi-lagi kaum ekonomi lemah menjadi korban. Dan di tempat saya pun masih banyak dan sering ditemukan rombongan ber-pickup, entah hendak menjenguk orang sakit, pengajian, ke pasar bahkan ke resepsi pernikahan. Menantang maut atau menjemput ajal?

Kamu telah membaca artikel tentang "Kecelakaan Maut di Tongas Probolinggo". Semoga menambah pengetahuan. Salam Blogger!

You May Also Like

About the Author: Kang Andre

Cuma blogger amatir yang mencoba profesional dan ingin berbagi tulisan online.

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *