Yakinlah, setiap orang akan menghadapi kehilangan. Tidak ada orang yang luput dari episode kehilangan dalam kehidupan, mulai dari hal sepele sampai yang sangat berharga. Bahkan ketika lahir, kita telah kehilangan kehangatan yang dimiliki selama dalam kandungan.
Kehilangan bukan saja berbentuk materi atau fisik, namun akal, pikiran, perasaan, budaya, peradaban, jabatan, pekerjaan yang kita miliki juga bisa hilang. Kehilangan bisa dengan berbagai cara, entah dicuri, dirampas, teledor sampai dengan yang alami karena waktu.
Ketika episode kehilangan datang kepada kita, perasaan, sedih, marah, jengkel, kecewa mungkin mewarnai hati dan pikiran kita. Terkadang kita tidak siap menghadapi kehilangan itu. Seharusnya kita bersiap menghadapi kehilangankarena telah menjadi bagian kehidupan.
Dulu ketika masih duduk di SMP, saya sangat jengkel, marah sekaligus takut karena kehilangan sepeda BMX. Karena asik main bola, sepeda raib entah ke mana. Marah karena sepeda kesayangan dibeli dari hasil menabung bertahun-tahun dan takut dimarahi orang tua karena ketidakhati-hatian saya. Dan sampai saat ini pun, terkadang entah kacamata, uang, sandal dan sebagainya, beberapa kali hilang tak berbekas.
Mungkin dalam kejengkelan karena kehilangan, kita berdoa (tepatnya berharap) agar sesuatu yang hilang itu bisa kembali atau setidaknya dapat pengganti. Bahkan bila kita kecurian akan berharap kepada “orang pintar” yang bisa membuat si pencuri menjadi linglung dan mengembalikan barang kita.
Kehilangan sepeda, sandal, uang, dan lain-lain sebenarnya bukan perkara pencurian, keteledoran, perampasan, akan tetapi merupakan perkara kepemilikan dengan segala bentuknya. Memiliki dan kehilangan adalah pasangan sejati, seperti halnya hidup dan mati. Semua yang berawal dari memiliki akan berakhir dengan kehilangan.
Logikanya sederhana. Kita kehilangan sepeda karena memiliki sepeda. Kita tidak akan kehilangan sepatu jika tidak memiliki sepatu. Mungkin hari ini saya kehilangan uang seribu, mungkin besok akan kehilangan 10 ribu karena saya memiliki uang 10 ribu atau lebih, dan saya harus siap menghadapi kemungkinan itu.
Allah ternyata lebih memberikan apa yang kita butuhkan dari pd apa yang kita inginkan.
Selamat pagi..
bolehkah artikel anda dimuat di web saya dengan melampirkan link ini..
thanks
Silahkan dengan senang hati. 😀